01/04/11

...Untuk yang Tersayang...


Allah Maha Mengetahui apa yg terbaik untuk hamba-Nya, yah mungkin itu yg sedang ku maknai saat ini,

24 th lalu Engkau menciptakan ku -Nirmala Shinta Dewi-, untuk menjadi pelengkap kebahagiaan Seorang Bapak dan Seorang Ibu. Tangis seorang shinta kecil bak nyanyian indah untuk mereka, peluh dan sakit tak pernah mereka rasa, asal mereka mampu memberikan yg terbaik untuk sang buah hati.

Tahun berganti, Shinta kecil beranjak dewasa, dengan seragam putih merah shinta menjadi kebanggaan keluarga, berkostum putih biru, shinta tetap tak mengecewakan.

Dewasa ternyata adalah proses, pembelajaran dari setiap keberhasilan dan kegagalan bahkan kesalahan yang pernah di alami. Dengan seragam putih abu-abu, Shinta memasuki "gerbang" menjadi seorang remaja.
Hingga akhirnya menjadi seorang sarjana, bekerja di instansi pemerintah melanjutkan apa yang Bapak dan Ibu jalani saat ini.

Bapak, Ibu, ternyata apa yg kalian lakukan selama ini tidaklah mudah. Maka betapa meruginya anak mu ini, yg baru menyadari hal itu setelah melewati hampir dari separuh hidupnya...

Dan kini ketika anakmu ini memberanikan diri untuk menyempurnakan agama, beribu rasa yang berkecamuk...
Status dari seorang adik (Hendrawan Dwiyanto Putro) yg ku pikir ia belum dewasa "Akhirnya mbak ku diminta sama orang hmm...."... -> sangat singkat memang, tapi mampu membuat ku terpaku.

Ya Allah, ungkapan kebahagiaan dan kelegaankah itu? Ataukah suara hati seorang adik yang takut kehilangan kakaknya...
Tetesan air mata ibu dan bapak, bahagia, cemas dan rindu yang mungkin sudah mereka rasakan...berusaha melepas anak yg dengan susah payah mereka besarkan...

Dan hanya ini yg bisa ku ucapkan untuk keluarga ku "Pernikahan ku ini tak akan pernah mengubah apapun, aku tetaplah anak dari seorang ibu bernama Endang Mulyani dan seorang bapak bernama Djunianto Marsudi Utomo, serta seorang kakak dari adik Hendrawan Dwiyanto Putro"
Itulah janji ku pada kalian....
Bapak, Ibu, dan adik ku, tak perlu ada kekhawatiran lagi. Kini disamping ku telah ada dia Moehamad Nawaludin, Suamiku tercinta. Dia yang ku yakin akan menjaga ku kini, esok dan sampai maut memisahkan kami (amin). Bersamanya aku akan membangun keluarga kecil seperti kalian bapak ibu ku...Dia juga yg akan menjadi seorang anak dan kakak seperti diriku. Doa restu Ibu dan Bapak yang anak mu ini butuhkan agar keluarga kecil ini bahagia.

Dan untuk mu suami ku, ijinkan aku menjadi pendamping mu.
Menjadi teman mu tempat berbagi.

- Aku memang tak sempurna, tapi ijinkan aku mencintaimu dengan cara yg sempurna -